Back

S&P 500 Futures, Yield obligasi Treasury Gambarkan Penghindaran Risiko di Tengah Ketegangan AS-Tiongkok

  • Sentimen pasar tetap suram karena kekhawatiran terkait Tiongkok bergabung dengan kekhawatiran hawkish baru atas The Fed.
  • Kontrak Berjangka S&P 500 melanjutkan penurunan dari puncak akhir Agustus 2022.
  • Imbal hasil obligasi 10-tahun pemerintah AS bergerak lebih tinggi setelah membukukan kenaikan mingguan terbesar dalam setahun.
  • Pidato Ketua The Fed Powell, data sentimen konsumen AS ditunggu untuk mendapatkan petunjuk arah yang jelas.

Profil risiko tetap lemah karena para pedagang berhenti sejenak setelah pekan yang bergejolak. Meskipun demikian, kekhawatiran yang berasal dari data Tiongkok dan AS membuat para penjual tetap berharap pada Senin pagi.

Sementara menggambarkan sentimen, Kontrak Berjangka S&P 500 melanjutkan pullback hari sebelumnya dari level tertinggi sejak Agustus, turun sebesar 0,30% secara dalam perdagangan harian di dekat 4.140 pada saat berita ini ditulis. Di sisi yang sama, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun tetap menguat selama tiga hari berturut-turut, ke 3,56% pada saat berita ini ditulis, menyusul lonjakan mingguan terbesar sejak akhir September 2022.

Sentimen negatif ini dapat dikaitkan dengan berita utama akhir pekan yang menunjukkan bahwa jet tempur militer AS menembak jatuh balon mata-mata yang dicurigai milik Tiongkok di lepas pantai South Carolina. Hal yang sama memperbaharui ketegangan Tiongkok-Amerika menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri AS ke Beijing. "Tiongkok memprotes tanggapan tersebut sebagai 'reaksi yang jelas berlebihan'," kata Reuters.

Di sisi lain, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga dovish sebesar 0,25% namun berhasil mendapatkan kembali perhatian para hawk menyusul laporan pekerjaan dan data aktivitas AS yang kuat. Meskipun demikian, Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) mengejutkan pasar dengan mengungkapkan bahwa Nonfarm Payrolls (NFP) naik 517 Ribu pada bulan Januari, dibandingkan 185 Ribu yang diharapkan dan 260 Ribu (direvisi naik) sebelumnya. Perlu dicatat bahwa Tingkat Pengangguran juga turun menjadi 3,4% dari 3,5% sebelumnya dan 3,6% yang diharapkan, tetapi Pendapatan Rata-rata Per Jam menurun selama bulan tersebut. Selain itu, pemulihan pada IMP Jasa ISM AS dari 49,2 ke 55,2, dibandingkan 50,4 yang diprakirakan, juga mendukung pemulihan pada imbal hasil obligasi pemerintah AS dan Dolar AS.

Meskipun demikian, Indeks Dolar AS (DXY) melanjutkan pemulihan mingguan sebelumnya dari level terendah sejak April 2022 sementara harga minyak mentah dan Emas tetap tertekan di tengah sentimen risk-off.

Perlu dicatat bahwa saham-saham di Tiongkok mengalami penurunan dengan indeks utama Tiongkok A50 turun lebih dari 2,0% sementara Hang Seng juga turun 1,90% pada saat berita ini ditulis.

Selanjutnya, laporan dari kunjungan diplomat AS ke Tiongkok pekan ini akan menjadi lebih penting untuk mengetahui arah kebijakan menjelang pidato Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powel pada hari Selasa. Setelah itu, Indeks Sentimen Konsumen UoM AS untuk bulan Februari pada hari Jumat, serta ekspektasi Inflasi Konsumen 5 tahun dari University of Michigan, akan sangat penting untuk memberikan dorongan baru.

Analisis Harga GBP/JPY: Kenaikan Lebih Lanjut Bergantung pada Penembusan 159,50

GBP/JPY tetap menguat di sekitar 159,20 karena melanjutkan pemulihan hari sebelumnya dari level terendah tiga minggu pada Senin pagi. Dengan demikian,
अधिक पढ़ें Previous

Analisis Harga NZD/USD: Penjual tetap Memegang Kendali namun Koreksi Mungkin Terjadi

Dolar Selandia Baru mengambil langkah mundur karena sejumlah faktor pada hari Jumat, termasuk penurunan imbal hasil obligasi Eropa yang akhirnya mengu
अधिक पढ़ें Next